Pelatihan Pendampingan Korban Kekerasan Bagi Komunitas Balai Perempuan Annisa

Abstract

Menjawab persoalan kekerasan yang semakin meningkat bahkan terjadi pada anggota komunitas, Balai Perempuan Annisa mengembangkan gerakan sebagai pusat pengaduan dan pendampingan korban kekerasan di wilayah Kecamatan Kesugihan. Pusat pengaduan memerlukan kapasitas pelayanan dengan pespektif berpihak pada korban kekerasan, adanya ketrampilan pendampingan maupun strategi penanganan korban kekerasan. Dengan demikian perlu diselenggarakan pelatihan advokasi korban kekerasan bagi komunitas Balai Perempuan Annisa. Pelatihan advokasi bertujuan membekali para pendamping korban agar memiliki pemahaman, sikap, mental dan perlakuan yang berpersektif pada penegakkan hak-hak korban. Korban kekerasan sangat berpotensi mendapatkan trauma fisik maupun psikologis, oleh karena itu diperlukan pemahaman, strategi dan sikap empati dari pendamping. Disamping itu sangat penting dipahami oleh pendamping tentang keberadaan pihak-pihak terkait yang memiliki tugas memenuhi hak-hak korban kekerasan. Metode pengabdian yaitu analisis dalam diskusi kelompok untuk menggali pengetahuan dan pengalaman peserta tentang bentuk-bentuk kekerasan, dampak kekerasan dan identifikasi kebutuhan atas pendampingan.Hasil analisis melalui diskusi kelompok, ditemukan bentuk-bentuk kekerasan yaitu kekerasan fisik, kekerasan psikis, kekerasan sosial, kekerasan ekonomi, kekerasan verbal dan kekerasan seksual. Masing-masing bentuk kekerasan bisa mengakibatkan dampak yang harus juga dipahami oleh pendamping. Sehingga pendamping bisa mengidentifikasi kebutuhan dalam pendampingan. Kebutuhan mendasar korban diantaranya adalah kebutuhan penerimaan, self-esteem, aktualisasi, kebutuhan rasa aman kebutuhan akan keadilan.